Puisi “Interlude Perjalanan” karya Wayan Jengki Sunarta
Jabarkelana - Puisi “Interlude Perjalanan” karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan hidup dan cinta dua orang kekasih. Puisi ini menggunakan metafora perjalanan sebagai simbol dari perubahan, pertumbuhan, dan hubungan yang dialami oleh para tokohnya. Puisi ini juga mengekspresikan perasaan rindu, nostalgia, keraguan, dan penerimaan yang mewarnai hubungan cinta mereka.
Puisi “Interlude Perjalanan”
kita melaju
searah jalanan yang kian mendebarkan
gerimis tak lagi dingin
bara cinta masih menghangati jiwa
meski tak sepenuhnya kita pahami
Gunung Agung menerka setiap detak di nadi
mengurai detik demi detik yang telah lewat
dewa-dewi terlelap di lipatan selimut kabut
gemuruh laut Tulamben
seperti menggumamkan asmarandana
kita melaju
karang-karang lahar beku
dan pepohonan hijau
begitu sumringah
hari yang lelah
kini merekah
namun,
entah tiba dimana kita
kekasih, apa yang kau lamunkan?
mungkin, jalan yang kita tempuh
tak semudah waktu dulu
mungkin, jalanan ini
akan bermuara di hati yang kelu
ah, kau yang melamun,
uap garam membelai hitam rambutmu
pucuk-pucuk ilalang riang
menerbangkan bunga-bunga putihnya
namun, kau selalu merasa
kehilangan separuh hatimu
ada saat kita mesti rela
membuka jiwa
menerima rahasia semesta
ikhlas melepas
segala yang telah jadi tilas
sejauh perjalanan
mungkin tak terhitung
berapa tikungan telah kita lewati
berapa debar masih tersisa
berapa lubang telah buat kita oleng
berapa tanjakan bikin kita mengeluh
terkadang menjerit gemas
melepas hasrat yang mencemaskan
saat menuruni lembah curam
yang begitu rawan...begitu rawan...
ah, jalanan ini
telah menjebak kita
memeram kisah demi kisah
kenang sepanjang kenang
Puisi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
- Bagian pertama: bagian ini menggambarkan perjalanan fisik dan emosional yang dilakukan oleh dua kekasih. Mereka melaju searah jalanan yang mendebarkan, merasakan bara cinta yang menghangati jiwa, dan menikmati keindahan alam yang menjadi latar belakang perjalanan mereka. Mereka juga merasakan gerimis, purnama, dan gemuruh laut yang menciptakan suasana romantis dan dramatis.
- Bagian kedua: bagian ini menggambarkan refleksi dan keraguan yang muncul dalam hubungan mereka. Mereka bertanya-tanya tentang tujuan dan akhir dari perjalanan mereka, serta merasa kehilangan separuh hati mereka. Mereka juga menyadari bahwa perjalanan mereka tidak semudah waktu dulu, dan mungkin akan bermuara di hati yang kelu. Mereka merasa terjebak oleh jalanan yang telah menjebak mereka.
- Bagian ketiga: bagian ini menggambarkan transformasi dan penerimaan yang terjadi dalam hubungan mereka. Mereka membuka jiwa mereka, menerima rahasia semesta, dan ikhlas melepas segala yang telah jadi tilas. Mereka juga menghitung berapa tikungan, debar, lubang, dan tanjakan yang telah mereka lewati, serta mengekspresikan hasrat dan cemas mereka saat menuruni lembah curam yang rawan.
Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana, namun penuh dengan makna dan imajinasi. Penyair menggunakan kata-kata yang mengandung konotasi positif dan negatif, seperti bara, gerimis, gemuruh, kehilangan, dan rawan, untuk menunjukkan kontras dan konflik dalam hubungan cinta. Penyair juga menggunakan kata-kata yang mengandung simbol dan metafora, seperti benih cahaya, dewa-dewi, uap garam, dan pucuk ilalang, untuk menunjukkan harapan, keagungan, kelembutan, dan kegembiraan dalam hubungan cinta.
Puisi ini memiliki struktur yang teratur, dengan setiap bait terdiri dari empat baris. Penyair menggunakan rima akhir yang berbeda-beda, seperti a-b-a-b, a-a-b-b, dan a-b-b-a, untuk menciptakan irama dan variasi dalam puisi. Penyair juga menggunakan repetisi, seperti “perjalanan”, “kenang”, dan “mungkin”, untuk menekankan tema dan pesan dalam puisi.
Puisi “Interlude Perjalanan” karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan dan pertemuan dalam kehidupan. Puisi ini menawarkan pandangan tentang cinta, perubahan, dan arti yang terkandung dalam setiap momen dan hubungan dalam hidup. Puisi ini juga merupakan sebuah refleksi tentang bagaimana setiap perjalanan dan pertemuan adalah bagian penting dalam memahami diri dan membangun kedalaman pengalaman manusia.
Posting Komentar untuk "Puisi “Interlude Perjalanan” karya Wayan Jengki Sunarta "