Puisi: Malam Karya Avianti Armand
Jabarkelana - Puisi “Malam” karya Avianti Armand adalah salah satu puisi yang terdapat dalam buku Museum Masa Kecil yang diterbitkan pada tahun 20181. Puisi ini menggambarkan malam sebagai waktu yang penuh dengan berbagai perasaan kompleks, dari kehilangan hingga ketakutan, namun juga menyiratkan elemen perlindungan dan kepastian dalam ikatan keluarga. Puisi ini menangkap keintiman kontradiksi dalam momen"" malam yang bisa membawa kedamaian sekaligus kecemasan.
Malam
– untuk Ibu
Seperti ini aku akan mengingat malam:
Ayahku terbang setelah gelap
dengan deru besi seperti derap
dan ia belum akan pulang
sampai aku pergi nanti.
Kata ibuku:
Kehilangan adalah jarak
yang terlalu jauh.
__
Adikku takut pada bayangannya, maka kami meninggalkannya
di luar.
Tapi menjelang tidur, bayangan itu kesepian
dan meraih jendela –
Tok. Tok. Tok.
Di bawah selimut, kami bersembunyi.
"Apa dia akan mengambilku?" tanya adikku.
Tok. Tok. Tok.
"Tidak."
"Apakah ia akan menciumku?"
Tok. Tok. Tok.
"Ia akan menciummu."
__
Tidur, ibu.
Malam sudah menyimpan yang ingin
kita lupakan. Juga rahasia
yang melahirkan kita.
13/12/2016: Jam 21.17
Sumber: Museum Masa Kecil (2018)
Struktur dan Gaya Puisi
Puisi “Malam” terdiri dari tiga bait yang masing-masing memiliki jumlah baris yang berbeda. Bait pertama memiliki lima baris, bait kedua memiliki delapan baris, dan bait ketiga memiliki tiga baris. Puisi ini tidak memiliki rima, namun menggunakan beberapa aliterasi dan asonansi untuk menciptakan irama dan kesan tertentu. Misalnya, pengulangan bunyi /a/ dan /m/ pada kata “mengingat malam”, “terbang setelah gelap”, dan “menyimpan yang ingin kita lupakan” mencerminkan suasana malam yang gelap dan sunyi. Pengulangan bunyi /k/ dan /t/ pada kata “kepergian”, “kehilangan”, “ketakutan”, dan “ketidakpastian” mencerminkan perasaan tegang dan cemas yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam puisi.
Puisi ini menggunakan gaya naratif yang mengisahkan pengalaman-pengalaman yang terjadi pada malam hari. Puisi ini juga menggunakan gaya liris yang mengekspresikan perasaan-perasaan yang timbul akibat kejadian-kejadian tersebut. Puisi ini menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal (“aku”) yang mewakili tokoh utama dalam puisi, yaitu seorang anak yang mengingat malam-malam bersama ibu, ayah, dan adiknya. Puisi ini juga menggunakan sudut pandang orang kedua tunggal (“ibu”) yang mewakili tokoh lain yang menjadi sasaran pesan puisi, yaitu seorang ibu yang mengalami kehilangan suami dan harus menghadapi malam sendirian.
Tema dan Makna Puisi
Puisi “Malam” memiliki tema utama tentang kehilangan dan ketakutan yang dialami oleh sebuah keluarga akibat kepergian seseorang yang dicintai. Kepergian tersebut bisa diartikan sebagai kematian, perceraian, atau perpisahan lainnya yang menyebabkan jarak fisik dan emosional antara anggota keluarga. Tema ini ditunjukkan oleh beberapa simbol dan metafora yang digunakan dalam puisi, seperti “ayahku terbang setelah gelap”, “kehilangan adalah jarak yang terlalu jauh”, “bayangan”, dan “rahasia yang melahirkan kita”.
Puisi “Malam” juga memiliki tema pendukung tentang perlindungan dan kepastian yang diberikan oleh ikatan keluarga dalam menghadapi ketidakpastian dan kecemasan yang dibawa oleh malam. Tema ini ditunjukkan oleh beberapa ungkapan dan gambaran yang digunakan dalam puisi, seperti “di bawah selimut, kami bersembunyi”, “tidur, ibu”, “malam sudah menyimpan yang ingin kita lupakan”, dan “ia akan menciummu”.
Makna puisi “Malam” adalah bahwa malam adalah waktu yang bisa membawa berbagai perasaan yang saling bertentangan, seperti kesedihan dan kedamaian, ketakutan dan keamanan, rahasia dan kejujuran. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghadapi malam dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pada situasi dan perasaan masing-masing. Puisi ini juga mengajak pembaca untuk menghargai dan menjaga ikatan keluarga yang bisa menjadi sumber perlindungan dan kepastian dalam menghadapi malam.
Posting Komentar untuk "Puisi: Malam Karya Avianti Armand"